Disunting dari
tulisan di FB. Seorang ibu rumah tangga yang menyederhanakan kehidupan mereka
dalam menghadapi anak yang mulai tumbuh dewasa. Beberapa rahasia kecil yang
dimiliki keluarga Bu Septi, simak cerita ini:
1.
Anak-anak
adalah jiwa yang merdeka, bersikap demokratis kepada mereka adalah suatu
keniscayaan.
2.
Anak-anak
sudah diajarkan tanggung jawab dan praktik nyata sejak kecil melalui project.
Seperti yang saya bilang tadi, di usia 9 tahun, anak-anak ibu septi sudah
diwajibkan untuk punya project yang wajib dilaksanakan. Mereka wajib presentasi
kepada orang tua setiap minggu tentang project tersebut.
3.
Meja
makan adalah sarana untuk diskusi. Di sana mereka akan membicarakan tentang
‘kami’, tentang mereka saja, seperti sudah sukses apa?mau sukses apa?kesalahan
apa yang dilakukan?oh ya, keluarga ini juga punya prinsip, “kita boleh salah,
yang tidak boleh itu adalah tidak belajar dari kesalahan tersebut”. Bahkan
mereka punya waktu untuk merayakan kesalahan yang disebut dengan “false
celebration”.
4.
Rasulullah
SAW sebagai role model. Kisah-kisah Rasul diulas. Pada usia sekian Rasul sudah
bisa begini, maka di usia sekian berarti kita juga harus begitu. Karena alasan
ini pula Enes memustuskan untuk kuliah di Singapura, ia ingin hijrah seperti
yang dicontohkan Rasulullah. Ia ingin pergi ke suatu tempat di mana ia tidak
dikenal sebagai anak dari orang tuanya yang memang sudah terkenal hebat.
5.
Mempunyai
vision board dan vision talk. Mereka punya gulungan mimpi yang dibawa ke
mana-mana. Dalam setiap kesempatan bertemu dengan orang hebat-hebat, mereka
akan share mimpi-mimpi mereka. Prinsip mimpi: Dream it, Share it, do it, grow
it!
6.
Selalu
ditanamkan bahwa belajar itu untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari nilai.
7.
Mereka
punya prinsip harus jadi interpreneur. Bahkan sang ayah pun keluar dari
pekerjaannya di suatu bank dan membangun berbagai bisnis bersama keluarga. Apa
yang ia dapat selama bekerja ia terapkan di bisnisnya.
8.
Punya
cara belajar yang unik. Selain belajar dengan cara homeschooling di mana ibu
sebagai pendidik, keluarga ini punya cara belajar yang disebut Nyantrik.
Nyantrik adalah proses belajar hebat dengan orang hebat. Anak-anak akan datang
ke perusahaan besar dan mengajukan diri menjadi karyawan magang. Jangan tanya
magang jadi apa ya, mereka magang jadi apa aja. Ngepel, membersihkan kamar
mandi, apapun. Mereka pun tidak meminta gaji. Yang penting, mereka diberi waktu
15 menit untuk berdiskusi dengan pemimpin perusahaan atau seorang yang ahli
setiap hari selama magang.
9.
Hal
terpenting yang harus dibangun oelh sebuah keluarga adalah kesamaan visi antara
suami dan istri. That’s why milih jodoh itu harus teliti. Hehe...satu cinta
belum tentu satu visi, tapi satu visi pasti satu cinta
10.
Punya
kurikulum yang keren, di mana pondasinya adalah iman, akhlak, adab, dan bicara
11.
Di-handle
oleh ibu kandung sebagai pendidik utama.
Ibu bertindak sebagai ibu, partner, teman, guru, semuanya. Daaan
masih banyak lagi.
Hmmm,,,gimana?profesi ibu rumah tangga itu profesi yang keren
banget bukan?ia adalah kunci awal terbentuknya generasi brilian bangsa.
Saya ingat cerita ibu Septi di awal kondisi beliau menjadi ibu
rumah tangga. Saaat itu beliau iri melihat wanita sebayanya yang berpakaian
rapi pergi ke kantor sedangkan beliau hanya mengenakan daster. Jadilah beliau
mengubah style-nya. Jadi ibu rumah tangga itu keren, bahkan punya kartu nama
dengan profesi paling mulia: housewife.
So, masih zaman berpikiran bahwa ibu rumah tangga itu sebatas
sumur, kasur, lalala yang haknya terinjak-injak dan melanggar HAM?duh please,
housewife is the most presticious career for a woman, right?tapi semuanya tetap
pilihan. Dan setiap pilihan punya konsekuensi.